Jumat, 03 Juni 2011

Berlomba Mempercantik Kantor








Seiring berjalannya waktu, komplek perkantoran funuosingko melakukan perubahan - perubahan yaitu perubahan tampilan fisik kantor, penghijauan, pembuatan pagar, dan masih banyak lagi. Ini terlihat dari beberapa kantor sudah mengalami perubahan yang drastis, seperti BKD, BPP KB, Dinas Kesehatan, dan yang lainnya. Dan juga disetiap kantor/dinas melakukan kerja bakti setiap minggunya, tepatnya setiap hari jumat, disini para pegawai/staf melakukan pembersihan dilingkungan kantor dan melakukan penataan kantor bahkan ada yang melakukan penghijauan dengan menanam pohon dan bahkan ada yang membawa pot yang berisi tanaman atau bunga yang bertujuan/ditempatkan didalam perkantoran atau diluar kantor untuk mempercantik tampilan kantor. Dari perubahan ini dapat dilihat, bahwa pagawai/staf antusias dalam menghadapi Morowali Green Office.

TREMBESI (Samanea Saman)

Samanea saman yang sering disebut dengan Trembesi (Rain tree) merupakan tanaman pelindung yang mempunyai banyak manfaat. Trembesi dapat bertahan 2-4 bulan atau lebih lama di daerah yang mempunyai curah hujan 40 mm/tahun (dry season) atau bahkan dapat hidup lebih lama tergantung usia, ukuran pohon, temperatur dan tanah. Trembesi juga dapat hidup di daerah dengan temperatur 20-300oC, maksimum temperatur 25-380oC, minimum 18-200oC, temperatur minimum yang dapat ditoleransi 80oC. Tanaman peneduh hujan ini akan tumbuh 15-25 m (50-80 ft) di tempat terbuka dengan diameter kanopi (payung) lebih besar dari tingginya.

Trembesi berbentuk melebar seperti payung (canopy), pohon yang masuk dalam sub famili Mimosaceae dan famili Fabaceae ini biasa ditanam sebagai tumbuhan pembawa keteduhan. Uniknya, daun pohon saman bisa mengerut di saat-saat tertentu, yaitu 1,5 jam sebelum matahari terbenam dan akan kembali mekar saat esok paginya setelah matahari terbit. Jika hujan datang, daun-daunnya kembali menguncup. Bentuk dahannya kecil kecil seperti dahan putri malu. Daun ini tumbuh melebar seperti pohon beringin, tetapi tidak simetris alias tidak seimbang. Bijinya mirip dengan biji kedelai, hanya warna cokelatnya lebih gelap. Bunganya menyerupai bulu-bulu halus yang ujungnya berwarna kuning, sementara pada dasar bunga berwarna merah. Buahnya memanjang, berwarna hitam kala masak dan biasa gugur ketika sehabis matang dalam keadaan terpecah. Setiap panjang tangkainya berukuran 7-10 sentimeter.

Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar di seluruh daerah tropika. Di Indonesia, orang menjuluki tanaman ini dengan sebutan Ki Hujan atau trembesi, sementara dalam bahasa Inggris dinamai rain tree (pohon hujan), monkeypod atau saman. Asal muasalnya dari Hawaii, tetapi banyak tersebar di kepulauan Samoa, daratan Mikronesia, Guam, Fiji, Papua Nugini dan Indonesia.

Manfaat Trembesi

Trembesi merupakan jenis pohon yang memiliki kemampuan menyerap karbondioksida dari udara yang sangat besar. Pohon ini mampu menyerap 28.488,39 kg CO2/pohon setiap tahunnya. Berdasarkan penelitian Hartwell (1967-1971) di Venezuela, akar trembesi dapat digunakan sebagai obat tambahan saat mandi air hangat untuk mencegah kanker. Ekstrak daun trembesi dapat menghambat pertumbuhan mikrobakterium Tuberculosis (Perry, 1980) yang dapat menyebabkan sakit perut. Trembesi juga dapat digunakan sebagai obat flu, sakit kepala dan penyakit usus (Duke and Wain, 1981)

Budidaya Trembesi

Perkembangbiakan trembesi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu pembibitan (metode yang biasanya digunakan), pemotongan dahan, ranting, batang dengan cara pencangkokan. Proses pembibitan untuk skala besar dapat menggunakan biji trembesi dengan cara :
  • Perkecambahan biji akan tumbuh dengan baik sekitar 36-50% tanpa perlakuan. Perkecambahan biji yang tidak diperlakuan akan tumbuh di tahun pertama penyimpanan biji (Seed Storage)
  • Pembibitan biji dapat dilakukan dengan memberi perlakuan tertentu pada biji trembesi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih cepat, yaitu dengan memasukkan biji dalam air selama 1-2 menit dengan suhu 800C (1760F) dengan voluem air 5x lebih banyak dari volume biji, aduk biji kemudian keringkan. Rendam biji dalam air hangat dengan suhu 30-400 C (86-1040F )selama 24 jam. Metode ini akan membnatu perkecambahan biji 90-100%. (Craig and George, tanpa tahun). Skarifikasi biji (pengelupasan biji) akan tampak 3-5 hari setelah perlekuan dengan menyimpannya dalam tempat teduh dengan pemberian air yang konstan untuk membantu pertumbuhan biji.
Biji sudah siap untuk ditanam setelah perkecambahan. Saat itu panjang kecambah 20-30 m. Bibit yang mempunyai diameter >10 mm dapat lebih bertahan dari air hujan. Perkiraan ukuran bibit saat penanaman yaitu ketika mempunyai tinggi sekitar 15-30 cm (6-12 inci) dengan panjang akar sekitar 10 cm (4 inci) dan panjnag batang mencapai 20 cm (8 inci). Diameter batang dari bibit harus mencapai 5-30 mm. Penanaman ini dapat dilakukan di pasir (tempat pembibitan) atau di tanam di polybag yang berukuran 10×20 cm dengan komposisi 3:1:1 (tanah : pasir : kompos). Perawatan bibit diperlukan untuk menjaga bibit agar bisa tumbuh besar terutama dari serangan hama dan terpaan angin. Perawatan ini dilakukan sampai Rain Tree menjadi lebih tinggi dan siap untuk melindungi.




Hari Lingkungan Hidup Dunia 2011 : “Hutan Penyangga Kehidupan”

Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011 dilaksanakan pada 5 Juni 2011. Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) menjadi momentum untuk merangsang kesadaran publik seluruh dunia akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup. Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tahun 2011 adalah Forests: Nature at your Service dengan peringatannya akan dipusatkan di New Delhi India. Sedangkan tema Hari Lingkungan Hidup Indonesia 2011 menjadi “Hutan Penyangga Kehidupan”. Pemilihan tema ini disesuaikan dengan tahun 2011 yang dideklarasikan PBB sebagai Tahun Hutan Internasional (International Year of Forest). Tahun Hutan Internasional sendiri mengangkat tema “Forests for People“.

Tema hari lingkungan hidup ini diharapkan masyarakat dunia dapat lebih peduli tentang makna akan pentingnya hutan sebagai penjaga keseimbangan antara kepentingan manusia dan kepentingan semua makhluk hidup lainnya di dunia. Fungsi hutan tersebut hanya dapat tercapai bila hutan tetap terjaga kelestariannya.
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011 untuk menposisikan hutan sebagai modal utama pembangunan nasional menuju masyarakat sejahtera dan berkelanjutan. Diharapkan seluruh masyarakat dunia khususnya Indonesia dapat berpartisipasi menjaga sumber daya alam Indonesia terutama hutan agar dapat bermanfaat secara berkelanjutan.
Lingkungan Hidup 2011ini menekankan akan pentingnya hutan yang memiliki fungsi untuk memberikan layanan bagi kehidupan yang memiliki nilai keberlanjutan. Juga menegaskan keterkaitan antara kualitas kehidupan manusia dan kelestarian ekosistem hutan. 

Minggu, 24 April 2011

Kompleks Perkantoran Funuosingko Melakukan Perubahan




Semenjak dilaunchingkan Program Morowali Green Office, banyak perubahan – perubahan yang terjadi dalam kompleks  Perkantoran Funuosingko, terutama itu adalah perubahan fisik kantor. Dimana perubahan fisik ini berupa, adanya pagar yang dibuat oleh pegawai kantor, penanaman pohon, pembersihan drainase, bahkan ada yang mengecat ulang kantornya. Disini terlihat, bagaimana masing – masing kantor antusias dalam menghadapi Green Office dan siap untuk menjadi pemenang, dengan melakukan perubahan – perubahan itu. Tetapi dari Program Green Office ini sendiri, bukan hanya perubahan secara FISIK saja yang akan dilakukan, melainkan perubahan NON FISIK juga, dalam artian pemahaman individu kantor dalam pengolahan dan pemilahan sampah. Tetapi ada beberapa kekurangan disetiap kantor, yaitu kurangnya tempat sampah. Ini terlihat dari beberapa kantor, masih ada pembuangan sampah yang terpusat disudut – sudut kantor. Semoga kedepannya, seiring berjalannya Green Office ini, tempat pembuangan sampah itu tidak ada lagi.

Kamis, 14 April 2011

SUKSESKAN PROGRAM MOROWALI GREEN OFFICE

50 Fasilitator Siap Dilatih Olah Sampah
MOROWALI.Sebanyak 50 fasilitator yang diberasal dari seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di kabupaten Morowali siap mengikuti pelatihan teknik pengolahan sampah.Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari program Morowali Green Office yang tengah berjalan.Selain fasilitator dari lingkup pemkab Morowali,peserta pelatihan juga ada dari instansi vertical.
Ketua Panitia Pelaksana Morowali Green Office Syamsuddin kepada media ini Kamis (14/4) sore mengatakan sejak dibukanya pendaftaran fasilitator dua minggu lalu,jumlah pegawai yang mendaftar cukup antusias.Jika panitia semula hanya menargetkan satu fasilitator setiap instansi,ternyata malah hamper seluruh instansi menyertakan dua orang stafnya. Jumlah instansi baik dinas,kantor maupun badan di lingkup pemerintah kabupaten Morowali sendiri tercatat sebanyak 27 instansi.
Menarik,kata Syamsuddin karena selain instansi dalam lingkup pemerintah kabupaten Morowali, sejumlah instansi vertical seperti kantor pengadilan agama dan biro pusat statisik Morowali juga berminat dan mengikutsertakan stafnya untuk turut terlibat dalam program Green Office.’’Bahkan kalau tidak dibatasi,banyak sekali yang berminat ikut dalam kegiatan ini.Ini tentunya menjadi menjadi catatan kalau program ini ternyata mendapat respon besar dari berbagai kalangan,’’jelasnya.
Ketua Forum Jurnalis Peduli Lingkungan (FJPL) Sulawesi Tengah ini menjelaskan ke-50 fasilitator yang telah terdaftar ini akan diberikan pelatihan khusus tetang teknik pengolahan sampah.Pelatihan ini rencananya akan digelar selama tiga hari mulai 18-20 April 2011 di Aula Kantor Bupati Morowali.Dalam pelatihan nantinya yang akan dibuka langsung Bupati Morowali H. Anwar Hafid ini,para fasilitator akan dilatih bagaimana mengolah sampah baik sampah organic maupun unorganik.Adapun pemateri dalam pelatihan ini khusus didatangkan dari Makassar yang sebelumnya sukses menggelar Makassar Green and Clean.
Syamsuddin yang juga koresponden SCTV Palu ini menambahkan, sejak digulirnya Morowali Green Office,wajah perkantoran Funuasingko kabupaten Morowali kini mulai berubah.Ratusan tanaman pohon trambesi berjejer di sekeliling jalan masuk areal perkantoran Funuasingko maupun kantor Bupati Morowali.Begitupula di halaman setiap SKPD kini dikelilingi pohon trambesi.Uniknya karena setiap pohon dipasangi nama pegawai maupun pejabat yang menanamnya.Saat lounching Morowali Green Office,28 Maret 2011 lalu Bupati Morowali memang menginstruksikan langsung kepada pejabat dan seluruh pegawai untuk menanam pohon di areal kantornya. (HARIS)

Jumat, 01 April 2011

Launching Morowali Green Office 2011


Launching Morowali Green Office akhirnya terlaksana dengan baik, yang dimana launching ini dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2011 yang bertempat di kompleks perkantoran Fonuosingko Kab. Morowali. Dalam launching ini dihadiri oleh Bapak Bupati, Wakil Bupati, Ketua DPRD, KAPOLRES, Perwira Penghubung, KACAB JARI, Ketua Pengadilan Agama, SEKDA, ASITEN I dan II, SKPD, Kepala Dinas  dan Para Pegawai Negeri Sipil setempat. Dalam kegiatan launching ini ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan yaitu, penyematan pin kepada perwakilan setiap kantor, pembagian sapu, dan juga penanaman pohon. Dalam launching ini pula Bapak Bupati Morowali, Drs. H. Anwar Hafid berpesan agar program Morowali Green Office  ini dapat dilaksanakan dengan baik oleh setiap individu dan kelompok yang berada di area perkantoran Fonuosingko, karena dengan melaksanakan program ini, selain dapat  merubah pola pikir dan pandangan para pegawai mengenai kebersihan dan penghijauan dan juga dapat merubah penampilan perkantoran yang bersih, hijau, dan sehat dan juga dengan program ini sebagai acuan atau contoh kepada masyrakat setempat menilai wilayah perkantoran yang terlihat indah dan nyaman untuk dipandang sehingga warga setempat dapat mencontoh perilaku tersebut di wilayahnya atau daerah sekitar tempat tinggalnya. Dalam pidatonya juga, bapak Bupati mempunyai keinginan, Morowali Green Office ini merupakan awal atau batu loncatan untuk mendapatkan piala adipura kedepannya. Amin.

Senin, 14 Maret 2011

Pemkab Morowali Gandeng Yayasan Peduli Negeri Wujudkan Green Office

Kantor yang bersih, hijau dan sehat merupakan elemen penting dari terciptanya suasana yang nyaman bagi seluruh pegawai dan karyawan dalam bekerja, hal inilah yang mendorong Pemerintah Kabupaten Morowali untuk mewujudkan suasana lingkungan kantor pemerintahan bersih, hijau dan sehat  yang selama ini diakui masih belum sepenuhnya bersih dan rapi. Untuk mewujudkan hal tersebut di ciptakanlah program “Morowali Green Office” dimana program ini merupakan bentuk kerjasama antara Pemkab Morowali dengan Yayasan Peduli Negeri yang memang telah lama bergerak di bidang lingkungan terutama di Kota Makassar.
Morowali Green Office (MGO) merupakan ajang kompetisi antar kantor instansi di Morowali tentang kepedulian terhadap lingkungan kerja dalam gerakan penghematan listrik, air, kertas serta pengolahan sampah di perkantoran. Program yang Insya Allah akan dilaunchingkan pada tanggal 28 Maret ini merupakan langkah awal untuk mewujudkan program yang lebih luas cakupannya yaitu Morowali Green and Clean yang telah sukses di beberapa kota di Indonesia. “Semoga dengan adanya program morowali Green Office ini bisa menjadi langkah awal untuk menuju program  Morowali Green and Clean kedepan” kata Saharuddin Ridwan saat ditemui di kantor Yayasan Peduli Negeri beberapa waktu yang lalu.(Hr)